Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke 62 dari 70 negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah.

Penulis merasa sangat beruntung Ketika Mengalami ERA 80,90an dimana GAdget belum lahir ...

Serunya mencari Majalah, Buku Biografi, Ataupun Komik di berbagai RENTAL BUKU atau rela nongkrong berjam jam di PERPUSTAKAAN DAERAH, maupun ke GRAMEDIA.

Maraknya Majalah di berbagai segmen baik Anak anak , Remaja maupun kalangan Orang tua. Bahkan bidang Supranatural pun ada majalahnya. Surat Kabar sampai ada yang terbit pagi dan sore.

Teriakan di pagi hari dari tukang koran menambah seru era itu yang kini hilang tertelan zaman..

Semakin GO DIGITAL semakin langka literasi cetak. Mungkin ini salah satu faktor menurunnya minat baca di Indonesia Pada Umumnya.

Berganti dari orang gemar membaca menjadi gemar scroll.. apalagi Dengan kemudahan yang di tawarkan SMART PHONE dengan akses yang luar biasa.. Hanya Hitungan detik saja sudah bisa update berita di berbagai belahan dunia.

Ada Program Bagus di sebuah Boarding School tepatnya di akota Jonggol Yang Sangat Awafre kepada Literasi. Bahkan Setiap Tahunya Santriwati di sana Mengeluarkan Karya Literasi dalam Bentuk Rangkuman Buku tahuanan dan karya FIKSI anak santri .



Untuk Sementara Hanya Terbit Di Internal Keluarga Besar AL FITRAH.IBS

Semoga Makin banyak sekolah yang sadar akan Manfaat Membaca..

Mari Membaca..

IQRO


salam..